Minggu, 11 September 2016

STANDARD METHOD

Berikut merupakan standar-standar yang ada pada ppt beton lanjutan

Spec ASTM c136-84a – Standard Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates.
ACI 318 dan PBI 1989 – Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary.
SNI 03-1968-1990 – Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar.
ASTM c136-1992 – Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates.
ASTM c33-90 – Standard Spesification for Concrete Aggregates.
ASTM c131-1989 – Standard Test Method for Resistance to Degradation of small size coarse aggregate by Abrasion and  Impact in the Los Angeles machine (AASHTO no. T96).
 SNI 03-2417-2008 revisi SNI 2417-1991 – Metode Pengujian Kehalusan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles.
ENV 206:1997 – Concrete - Performance, Production, Placing and Compliance Criteria
ASTM c88-1990 – Test Method for Soundness of Aggregates by Use of Sodium Sulfate or Magnesium Sulfate.
ASTM c227-1990 – Test Method for Potential Alkali Reactivity of Cement-Agregate Combinations (Mortar-Bar Method).
SNI 03-3407-2008 – Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Batu terhadap Larutan Natrium.
AS 2758.1 – Agregates and Rock for Engineering Purposes. Part 1: concrete aggregates.
ASTM c289-1987 – Test Method for Potential Alkali Silica Reactivity of Aggregates (Chemical Method).
ASTM c40-92 – Test Method for Organic Impurities in Fine Aggregates for Concrete.
SNI 03-2816-1992 – Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar atau Beton
ASTM c117-90 – Test Method for Material Finer than 75-mm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing.
SNI 03-4142-1996 – Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregate yang Lolos Saringan Nomor 200 (0,0075 mm).
AS 1141-section-31 – Method for Sampling and Testing Aggregates.
SNI 03-3416-1994 – Metode Pengujian Partikel Ringan dalam Agregat.
ASTM c123-1990 – Test Method for Lightweight Particles in Aggregate.
BS 3148:1980 – Method of Test for Water for Making Concrete (including notes on the suitability of the water).


Ppm = Pulse position modulation

GGBS = Ground Granulated Blast-furnace Slag

ACI = American Concrete Institute

PBI = Peraturan Beton Indonesia

AASHTO = American Association of State Highway and Transportation Official

ASTM = American Society of the International Association for Testing and Materials
BSI = British Standards Institution
AS = Australian Standard


Materi pada presentasi bab tersebut adalah mengenai AGREGAT.
AGREGAT terbagi menjadi 2 Jenis = 
1. Agregat Halus (pasir < 4,75mm)
2. Agregat Kasar (kerikil/batuan pecah > 4,75mm) (ASTM). 

BERDASARKAN:
Sumbernya
Alam (kerikil dan pasir alami) dan Buatan (bijih besi, terak tanur tinggi, fly ash)
Beratnya
Berat=Vbeton > 2800kg/m3
Normal=2200 > Vbeton > 2500kg/m3
Ringan= Vbeton < 2000kg/m3
Tekstur Permukaannya
Halus, berbutir, kasar, bentuk sarang lebah
Bentuknya
Bulat, bersudut, pipih, pipih dan panjang, dsb


AGREGAT KASAR
Batuan beku
Batuan endapan
Batuan metamorf

Gradasi  distribusi dari ukuran agregat  melalui analisa saringan
Disajikan secara grafis dengan kurva gradasi

Step:
1. Pisahkan
2. Oven (110+-50C)
3. Timbang
4. Susun saringan
5. Masukkan benda uji
6. Letakkan di mesin pengguncang
7. Guncangkan sekitar 15 menit
8. Timbang isi dari tiap saringan
9. Hitung persentase yang tertahan terhadap berat awal uji yang akan disaring


JENIS GRADASI
Gradasi sela = jika ada ukuran yang tidak ada
Grasasi menerus = jika ukuran terdistribusi sempurna  yang paling dicari
Gradasi seragam = jika ukuran hampir seragam

Modulus kehalusan  jumlah persen kumulatif dari butir agregat yang tertinggL diatas suatu set saringan
Memberikan indikasi kemungkinan perilaku agregat dengan suatu kondisi tertentu (halus = 2,2-2,6; sedang = 2,6-2,9; kasar=2,9-3,2)

Pengaruh agregat terhadap beton
Memengaruhi kekuatan beton
Gradasi yang dibutuhkan yang menerus
Kekuatan agregat dipengaruhi lekatan antarpartikel, porositas agregat, dan komposisi
Kekuatan agregat pada umumnya lebih tinggi daripada kekuatan beton yang dihasilkan

UKURAN AGREGAT MAKS
1. Semakin besar semakin tidak butuh air, kekuatan meningkat
2. Agregat > 38,1mm daerah lekatan berkurang, terjadi penurunan kekuatan
3. Semakin solid agregat, semakin kecil kemungkinan untuk terabrasi
4. Semakin kuat beton, semakin kecil abrasinya


Share: