Pada hari Jumat, 21 Oktober 2016 kami melakukan sebuah praktikum yang berbeda dengan praktikum-praktikum sebelumnya.
Setelah pada kedua praktikum sebelumnya kami mengambil data-data dan menghitung kadar air dsb, maka kali ini kami mulai praktik untuk membuat beton yang sebenarnya dengan menggunakan data-data dan hasil-hasil perihtungan yang telah kami dapatkan pada praktikum-praktikum sebelumnya.
Berikut tabel perhitungan data-data yang dibutuhkan:
PEMBUATAN BETON
Step-step:
1. pertama-tama siapkan bekesting. cek apabila bekesting sudah memenuhi syarat (tertutup dengan rapat)
2. bagian dalam bekesting diolesi dengan oli agar nanti beton tidak lengket
3. timbang seluruh bahan yang akan digunakan sesuai dengan komposisi yang didapatkan melalui perhitungan sebelumnya; agregat halus, agregat kasar, air, dan semen dsb.
4. masukkan ke dalam molen yang sudah disiapkan
5. nyalakan molen. biarkan isinya bercampur.
6. hasil dari molen berupa campuran dari komposisi komposisi mulai dimasukkan kedalam bekesting dan diaduk dengan vibrator agar adonan padat dan tidak ada rongga.
7. beton didiamkan kurang lebih sehari agar mengering
Beton yang dibuat berjumlah 6 buah.
2 buah diuji pada usia 7 Hari, 2 buah diuji pada usia 14 hari, dan 2 buah diuji pada usia 28 hari untuk mendapatkan kuat tekan beton yang dibuat pada usia usia tersebut.
CURING
Curing secara umum dipahami sebagai perawatan beton, yang bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan suhu beton, segera setelah proses finishing beton selesai dan waktu total setting tercapai
Tujuan pelaksanaan curing/perawatan beton adalah :memastikan reaksi hidrasi senyawa semen termasuk bahan tambahan atau pengganti supaya dapat berlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai, dan menjaga supaya tidak terjadi susut yang berlebihan pada beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau tidak seragam, sehingga dapat menyebabkan retak.
Pelaksanaan curing/perawatan beton dilakukan segera setelah beton mengalami atau memasuki fase hardening (untuk permukaan beton yang terbuka) atau setelah pembukaan cetakan/acuan/bekisting, selama durasi tertentu yang dimaksudkan untuk memastikan terjaganya kondisi yang diperlukan untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung dalam campuran beton
Alat/kondisi :
- Ruangan lembab dengan kelembaban relatif tidak kurang dari 95%
- Bak yang diisi air kapur jenuh untuk curing
Benda uji : beton silinder
Step-step:
1. keluarkan beton dari bekesting
2. masukkan beton ke dalam bak curing
CAPPING
untuk pengecekan kuat tekan beton
melapis permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang
dengan cara sebagai berikut : Lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh
(melting pot) yang dinding dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk; kemudian letakkan benda uji tegak lurus pada cetakan pelapis sampai mortar belerang cair
menjadi keras; dengan cara yang sama lakukan pelapisan pada permukaan lainnya;
Step-step:
- Siapkan serbuk belerang atau senyawa capping, pemanas dengan suhu sampai 130 derajat celsius
- Lelehkan serbuk belerang atau senyawa capping
- Setelah menjadi cair, aduk belerang cair sebelum dituangkan kedalam cetakan capping
- Tuangkan belerang cair keadlam cetakan kemudian letakan beton silinder dengan kedua tangan diatasnya. Pastikan ujung silinder beton sebelum diletakkan dalam cetakan dalam keadaan kering
- Langkah ke-4 harus dilakukan dengan cepat sebelum sulfur cair membeku
- Ketebalan capping harus sekitar 3 mm dan tidak melebihi 8mm
- Sebelum dilakukan uji kuat tekan, caping harus didiamkan dahulu agar memiliki kekuatan yang sebanding dengan beton
0 komentar:
Posting Komentar