Kelompok 3:
Kiri ke kanan: Gerry Alfonsus (15515036), Stefanus Wicaksana Kurniawan
(15515016), Yustin Riana (15515033), Aisyah
Diah Larasati (15515035) Ronaldo Aditya Lieberth (15515031), Adicawida
Suparman (15515022)
Pada hari Jumat, 30 September 2016, kami mengikuti praktikum pertama
mata kuliah KL2105 Bahan Bangunan Laut yang diadakan di Lab. Struktur di gedung
CIBE. Kami berkumpul di luar gedung untuk mempersiapkan pakaian yang sesuai.
Sebelum memasuki laboratorium, praktikan harus sudah menggunakan peralatan
safety yang sesuai dan membawa peralatan yang dibutuhkan selama praktikum
berlangsung, yaitu:
1. Jas lab
(dikancing dan lengan tidak digulung)
2. Rambut diikat
bagi yang panjang, dan kerudung dimasukkan kedalam jas lab
3. Modul
4. Alat tulis
5. Nametag
6. Sepatu tertutup
dan tidak licin
Pertama, kami mengikuti tes awal yang diadakan di dalam ruangan selama
15 menit. Tes awal mencakup pengetahuan kita tentang modul yang akan
dipraktikkan pada hari itu.
Secara garis besar, alur praktikum BBL kelompok 3 adalah sebagai berikut:
·
Tes awal (15 menit)
·
Pemeriksaan kadar air agregat
·
Pemeriksaan kadar lumpur agregat halus
·
Berat jenis dan penyerapan agregat
·
Pemeriksaan berat volume agregat
·
Analisis saringan agregat halus dan kasar
·
Pemeriksaan kadar organik dalam agregat halus
Praktikum No. 6
Pemeriksaan Kadar Air
Agregat
Tujuan: untuk menentukan besarnya kadar air
yang terkandung dalam agregat dengan
cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat
agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen
Alat :
a. Timbangan dengan
ketelitian 0.1% dari berat contoh
b. Oven suhunya
dapat diatur sampai (110±5)0C
c. Talam logam
tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat pengeringan benda uji
Benda uji: berat minimum
contoh agregat dengan diameter maksimum 5mm adalah 0.5kg
Prosedur:
-
Timbangan dan catat berat talam (W1)
-
Masukan benda uji ke dalam talam, dan kemudian berat
talam + benda uji ditimbang. Catat beratnya (W2)
-
Hitung berat benda uji W3 = W2-W1
-
Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven
pada suhu (110±50)C hingga beratnya tetap
-
Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat
benda uji beserta talam W4
-
Hitung berat benda uji kering W5=W4-W1
Analisis dan hasil:
Menghitung kadar air dalam agregat dengan persamaan
W3-W5/W5 X 100%
LAPORAN
Tabel
Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Agregat
Halus
|
|
A.
Berat wadah
|
148gram
|
B. Berat
wadah + benda uji
|
1280 gram
|
C. Berat
benda uji (B-A)
|
1132 gram
|
D. Berat
benda uji kering
|
1020 gram
|
Kadar air
( ):
|
10.98 %
|
Kadar air
rata-rata :
|
11.5735 %
|
Agregat
Kasar
|
|
A. Berat wadah
|
161gram
|
B. Berat wadah + benda uji
|
1242 gram
|
C. Berat benda uji (B-A)
|
1080 gram
|
D. Berat benda uji kering
|
1019 gram
|
Kadar air
( ):
|
6.08%
|
Kadar air
rata – rata :
|
6.74%
|
Hasil di atas akan digunakan untuk koreksi kadar air agregat pada
perhitungan pembuatan beton nantinya.
Praktikum
No. 5
Pemeriksaan
Kadar Lumpur dalam Agregat Halus
Tujuan: untuk menentukan besarnya persentase kadar lumpur dalam agregat halus
yang digunakan sebagai camuran beton. Kandungan lumpu < 5% merupakan
ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton
Alat:
a.
Gelas ukur
b.
Alat pengaduk
Benda uji: contoh pasir secukupnya dalam kondisi lapangan dengan bahan pelarut biasa
Prosedur:
-
Contoh benda uji dimasukan ke
dalam gelas ukur
-
Tambahkan air pada gelas ukur
guna melarutkan lumpur
-
Gelas dikocok untuk mencuci
agregat halus dari lumpur
-
Simpan gelas pada tempat yang
datar dan biarkan lumpur mengendap setelah 24 jam
-
Ukur tinggi pasir V1 dan
tinggi lumpur V2
Analisis dan
hasil
Menghitung kadar lumpur
V2/V1+V2 X 100%
LAPORAN
Volume
agregat halus 139 mL, dan lumpurnya 19 mL, sehingga dengan rumus didapat kadar
lumpur sebesar 12.025% sehingga kurang baik untuk bahan campuran mix desain
beton.
Praktikum
no. 7
Berat Jenis
dan Penyerapan Agregat
Tujuan
Menentukan
Specific Gravity dan penyerapan agregat sehingga dapat digunakan untuk
menentukan bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD, atau
Apparent specific gravity. Bulk Specific gravity sendiri berpengaruh
terhadap nilai volume kebutuhan agregat dalam suatu rencana adukan beton.
Alat dan
Bahan :
- Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram dan berkapasitas besar untuk agregat halus
- Timbangan dengan ketelitian 0.5 gram dan berkapasitas besar untuk agregat kasar
- Keranjang besi diameter 203.2 mm dan tinggi 63.5 mm
- Piknometer kapasitas 500 gram
- Cetakan kerucut pasir
- Tongkat pemadat
- Alat penggantung keranjang
- Handuk
- Agregat Kasar dan Agregat Halus
Prosedur :
- Untuk Agregat Halus :
-
Agregat
halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering dengan indikasi
contoh tercurah dengan baik.
-
Sebagian
dari contoh dimasukkan ke dalam cetakan kerucut pasir (metal sand cone mold).
Benda uji lalu dipadatkan dengan tongkat pemadat (tamper) dengan jumlah
tumbukan sebanyak 25 kali setiap satu dari tiga bagian yang terisi. Kondisi SSD
diperoleh ketika butir-butir pasir longsor/runtuh ketika cetakan tersebut
diangkat
-
Contoh
agregat halus sebesar 500 gram dimasukkan ke dalam piknometer. Kemudian
piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh. Bebaskan gelembung-gelembung
udara dengan cara menggoyang- goyangkan piknometer. Rendamlah piknometer dengan
suhu air 73,43o F selama 24 jam. Timbang berat piknometer yang
berisi contoh dengan air.
-
Pisahkan
benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu 213,13o F. Langkah ini harus
diselesaikan dalam waktu 24 jam.
-
Timbanglah
berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada
temperatur 73,43o F dengan ketelitian 0,1 gram.
- Untuk Agregat Kasar
-
Benda uji
direndam selama 24 jam
-
Benda uji
digulung dengan handuk, sehingga air permukaan habis, tetapi harus masih tampak
lembab (kondisi SSD) , kemudian timbang benda uji. Sebagai berat SSD = A
-
Benda uji
dimasukkan kedalam keranjang dan rendam kembali kedalam air. Temperatur air
(73,4± 3) 0F dan kemudian timbang kembali. Sebelum menimbang,
conatainer diisi dengan benda uji, lalu digoyang – goyangkan didalam air untuk
melepaskan udara yang terperangkap. Hitung kondisi jenuh = B
-
Keringkan
benda uji pada temperatur (212 ± 130) 0F, kemudian didinginkan dan
ditimbang. Hasilnya berupa berat kering = C
Analisis dan
Hasil :
Agregat Halus
Tabel Penentuan Specific Gravity Agregat Halus
Observasi
I
|
|
A.
Berat Piknometer
|
171 gram
|
B.
Berat contoh kondisi SSD
|
500 gram
|
C.
Berat piknometer + air + contoh SSD
|
954 gram
|
D.
Berat piknometer + air
|
669 gram
|
E.
Berat contoh kering
|
456 gram
|
Apparent
Spesific Gravity :
|
2.67
|
Bulk
Spesific Gravity (Kering) :
|
2.12
|
Bulk
Spesific Gravity (SSD) :
|
2.33
|
Persentase
Absorpsi Air :
|
9.65 %
|
Rata –
Rata dengan hasil kelompok lain
|
|
Apparent
Specific Gravity
|
2.83
|
Bulk
Specific Gravity (kering)
|
2.0896
|
Bulk
Specific Gravity (SSD)
|
2.3431
|
Persentase
Absorpsi Air
|
1.101
12.4767
|
Agregat Kasar
Tabel Penentuan Specific Gravity Agregat
Kasar
Observasi
I
|
|
A.
Berat SSD
|
2710
gram
|
B.
Berat contoh dalam air
|
1691.5
gram
|
C.
Berat contoh kering di udara
|
2652 gram
|
Apparent
Spesific Gravity :
|
2.76
|
Bulk
Spesific Gravity (Kering) :
|
2.6
|
Bulk
Spesific Gravity (SSD) :
|
2.66
|
Persentase
Absorpsi Air :
|
2.18 %
|
Rata –
Rata dengan hasil kelompok lain
|
|
Apparent
Specific Gravity
|
2.87
|
Bulk
Specific Gravity (kering)
|
2.617
|
Bulk
Specific Gravity (SSD)
|
2.706
|
Persentase
Absorpsi Air
|
2.3313 %
|
Praktikum no. 2
Pemeriksaan Berat Volume
Agregat
Tujuan: Menghitung berat
volume agregat halus, kasar, atau campuran.
Penjelasan Umum: berat volume
agregat digunakan untuk menentukan proporsi agregat yang digunakan dalam
campuran. Berat volume agregat dapat diartikan sebagai perbandingan antara
berat material kering dengan volumenya
Alat dan Bahan:
- Timbangan digital
- Talam untuk wadah agregat
- Tongkat pemadat (terbuat dari baja anti karat dengan d=15mm dan p=60cm)
- Mistar perata
- Sekop untuk mengambil agregat
- Wadah berbentuk silinder tanpa tutup
- Agregat kasar yan g akan diuji dalam keadaan kering
- Agregat halus yang akan diuji dalam keadaan kering
Prosedur:
- Timbang dan catatlah berat wadah (Wtalam).
- Masukkan benda uji (masing-masing agregat halus dan agregat kasar) dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh.
- Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
- Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (Wgab1).
- Hitunglah berat benda uji (Wbenda = Wgab1 –Wtalam)
- Catat hasilnya di tabel bagian gembur
- Ulangi langkah 2 namun dengan penusukan 25x per layer (satu wadah ada 3 layer)
- Ulangi langkah 4 dan 5 lalu catat hasilnya di tabel bagian padat
- Lakukan kepada masing-masing agregat kasar dan halus
Analisis dan
Hasil:
Wbenda/Volume
V = isi wadah (dm3)
LAPORAN
Tabel Hasil
Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Agregat
Halus
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A.
Volume wadah
|
2,781liter
|
2,781liter
|
B.
Berat wadah
|
2,676kg
|
2,676kg
|
C.
Berat wadah + benda uji
|
7,068kg
|
6,724 kg
|
D.
Berat benda uji (C-B)
|
4,392kg
|
4,048 kg
|
Berat
volume :
|
1,58 kg/l
|
1,46 kg/l
|
Agregat
Kasar
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A.
Volume wadah
|
2,781liter
|
2,781
liter
|
B.
Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C.
Berat wadah + benda uji
|
6,759 kg
|
6,262 kg
|
D.
Berat benda uji (C-B)
|
4,083 kg
|
3,586 kg
|
Berat
volume :
|
1,463kg/l
|
1,289 kg/l
|
Berat
volume rata–rata Agregat Halus (Dirata-rata dengan hasil percobaan kelompok
lain) :
|
1,569kg/l
|
1,4611
kg/l
|
Berat
volume rata–rata Agregat Kasar (Dirata-rata dengan hasil percobaan kelompok
lain) :
|
1,4396kg/l
|
1,291kg/l
|
Dari data percobaan, didapatkan bahwa berat volume padat baik pada agregat
kasar maupun agregat halus, lebih berat dibandingkan dengan berat volume pada
saat gembur.
Hal ini disebabkan karena perlakuan yang berbeda pada kedua percobaan,
yaitu yang satu dipadatkan dan yang satu tidak dipadatkan.
Pada saat agregat dipadatkan, maka rongga-rongga udara pada sela-sela
terisi sehingga rongga udara pada kondisi padat lebih sedikit daripada pada
saat kondisi gembur.
Praktikum
no. 3
Analisis
Saringan Agregat Halus dan Kasar
Tujuan: untuk menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat halus dan agregat
kasar dengan metode uji saringan
Penjelasan
umum: pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mennetukan distribusi butiran agregat.
Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton.
Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan kasar
Alat dan
Bahan :
- Timbangan yang bisa disetel keadaan 0 nya
- Satu set saringan (no.4, no.6, no.16, no.30, no.50, no.100, no.200) untuk agregat halus
- Satu set saringan ukuran (25.00, 19.00, 9.50, 4.75, 2.38) dalam mm untuk agregat kasar
- Talam
- Sekop
- Agregat kasar 2000 gram
- Agregat halus 500 gram
Prosedur:
- Benda uji dicurahkan pada perangkat saringan, susunan saringan dimulai dari saringan paling besar di atas. Perangkat saringan diguncang dengan tangan.
- Pisahkan masing masing saringan lalu timbang lalu isikan nilainya pada tabel
- Lakukan untuk masing-masing agregat (agregat kasar dan agregat halus).
Analisis dan
hasil
a.
Hitung persentase berat
agregat yang lolos dan persentase berat yang tertahan
b.
Plot grafik kumulatif (kurva
gradasi)
c.
Hitung modulus kehalusan
LAPORAN
Tabel Analisis
Saringan Agregat Halus
Ukuran
Saringan (mm)
|
Berat
Tertahan (gram)
|
Persentase
Tertahan
(%)
|
Persentase
Tertahan Kumulatif
(%)
|
Persentase
Lolos Kumulatif
(%)
|
SPEC ASTM
C33-90
|
|
9.5
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
|
4.75
|
1
|
0.2
|
0.2
|
99,8
|
95-100
|
|
2.36
|
46
|
9.2
|
9.4
|
90,6
|
80-100
|
|
1.18
|
134
|
26.8
|
36.2
|
63,8
|
50-85
|
|
0.6
|
168
|
33.6
|
69.8
|
30,2
|
25-60
|
|
0.3
|
76
|
15.2
|
85.0
|
15
|
10-30
|
|
0.15
|
57
|
11.4
|
96.4
|
3,6
|
2-10
|
|
0.075
|
17
|
3.4
|
99.8
|
0,2
|
||
PAN
|
1
|
0.2
|
100.0
|
0
|
||
Modulus
Kehalusan: 3.968
|
||||||
Rata-rata
: 4,09
|
Tabel Analisis
Saringan Agregat Kasar
Ukuran
Saringan (mm)
|
Berat
Tertahan (gr)
|
Persentase
Tertahan
(%)
|
Persentase
Tertahan Kumulatif
(%)
|
Persentase
Lolos Kumulatif
(%)
|
SPEC ASTM
C33-90
|
|
25.00
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
|
19.00
|
262
|
13.1
|
13.1
|
86,9
|
90-100
|
|
9.50
|
1617
|
80.85
|
80.85
|
6,05
|
20-55
|
|
4.75
|
112
|
5.6
|
99.55
|
0.45
|
0-10
|
|
2.38
|
9
|
0.45
|
100
|
0
|
0-5
|
Modulus
Kehalusan : 3,06
Rata-rata
: 2,693
Dilihat dari kurva yang didapatkan dari hasil percobaan analisis saringan
baik gradasi agregat kasar maupun gradasi milik agregat halus menunjukan
distribusi yang cukup baik. Tidak ada ukuran yang tidak ada. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa persebaran atau distribusi dari kedua jenis agregat cukup
merata dan modulus milik kedua jenis agregat yaitu
Agregat kasar: 3.06
Agregat halus 3.98
Sehingga agregat yang diuji layak untuk digunakan dalam campuran atau
adukan beton yang akan dibuat nantinya.
Praktikum
no. 4
Pemeriksaan
Kadar Organik dalam Agregat Halus
Tujuan: untuk mengetahui zat apa saja yang terkandung dalam agregat halus.
Kandungan bahan organik yang melebih batas yang diijinkan dalam agregat halus
dapat mempengaruhi mutu beton yang direncanakan. Karena menurut persyaratan
kadar organik dalam agregat tidak boleh melebihi batas yang diuji dengan NaOH
3%
Alat dan
Bahan :
- Agregat halus yg telah direndam selama 24 jam pada NaOH 3% di dalam botol kaca bening
- Organik plate.
Benda uji: contoh pasir dengan volume 115ml (1/3 volume botol)
Prosedur :
Bandingkan
air yang ada di botol kaca bening tersebut dengan organik plate.
LAPORAN
Observasi warna pada standar warna seperti pada gambar diatas, tidak pekat
dari nomor 3 pada organik plate.
Kesimpulannya adalah agregat halus layak untuk digunakan.
0 komentar:
Posting Komentar